MABUK CINTA ATAU PENUH KASIH.
Saya mengajak setiap kita untuk bernostalgia bersama dengan dia yang saat ini berada paling dekat dengan kita. Mari kita membayangkan saat pertama kali kita 'bertemu' dia dan menjadikan dia sebagai pilihan untuk mengisi sebagian dari kebutuhan hidup kita.

Bayangkanlah tatapannya dan coba dengarkan kembali tutur katanya. Semuanya tampak begitu indah dan menyenangkan. Dia yang dihadapan kita tampak begitu menarik. Semua yang dilakukan dan dikerjakannya selalu dapat kita Terima dengan senyum dan kegembiraan.

Hampir-hampir kita tidak pernah mengeluh dengan apapun yang dia harapkan untuk dapat kita berikan baginya. Bahkan untuk sesuatu yang tampak sulit kita penuhi, kita pun selalu mempunyai waktu dan energi untuk mengusahakannya. Kita tidak pernah keberatan merubah gaya dan penampilan kita.

Kita pun tidak pernah mempersoalkan kalau kita harus mengurangi kesenangan kita untuk dia. Sampai akhirnya, kita berani memutuskan bahwa dialah calon berdamping untuk masa depan hidup kita. Dialah teman dalam masa depan kita. Lalu, kita pun sepakat untuk mengikrarkan hubungan itu secara terbuka di depan sebanyak mungkin orang.

Kita yakin bahwa dialah calon ayah atau ibu dari anak-anak impian kita. Semuanya begitu indah dan tampak luar biasa. Dunia pun kagum oleh semua yang baik dan manis dari hubungan dan kebersamaan kita dengan dia yang kita kasihi. Itulah yang namanya mabuk cinta.

Jika kita saat ini sedang ada dalam tahap ini, buatlah keputusan untuk memilih teman hidup masa depan dengan Hati-hati berdoalah dengan sungguh-sungguh karena kita sesungguhnya sedang mempertaruhkan diri kita seluruhnya. 

Waktu pun berjalan, kebersamaan itu masih tampak menyenangkan pada tahun-tahun pertama. Namun lihatlah, "Apakah semuanya tetap sama? " Pasti tidak. Ada banyak hal yang kemudian kita harus Terima bahwa pada kenyataannya dia bukanlah pasangan dan pendamping yang sempurna.

Kita mulai menemukan Kekecewaan-kekecewaan dalam diri dia yang kita cintai. Para istri harus mengerti dan menerima kenyataan bahwa suaminya tidak seperti apa yang mereka inginkan. Demikian juga sebaliknya, para suami mendapati istrinya tidak seperti yang dia bayangkan.

Dari sanalah, kita kemudian disadarkan bahwa mendapatkan seseorang suami atau isteri sebagai idaman hati kita baru separuh dari tugas sesungguhnya yang harus kita selesaikan dalam kehidupan berkeluarga kita. Ketidaksiapan kita untuk mengelola hal tersebut sering kali menimbulkan persoalan dalam kehidupan pernikahan kita.

Sebaliknya, upaya bersama untuk mengatasi semua itu dengan sungguh-sungguh akan membuat semuanya menjadi semakin indah. Ini memerlukan kerendahan hati dari masing-masing pihak. Tunjukkanlah kebulatan tekad dan keberanian untuk mewujudkannya. Jangan biarkan tindakan bodoh muncul dalam benak kita. Jauhkan kesombongan dan perasaan diri selalu benar, tetapi rendahkan hati kita untuk dia yang kita kasihi. 

Sebuah nasihat indah saya dapatkan dari sebuah inspirasi doa dari seorang yang bernama Reinhold Niebuhr, "Ubahlah apa yang dapat diperbaiki, jelaskanlah apa yang dapat dipahami ajarkanlah apa yang dapat dipelajari, tinjaulah kembali apa yang dapat dikembangkan, telah kembali apa yang dapat dirundingkan, serta rundingkanlah apa yang dapat dikompromikan." Dengan melakukan hal itu, kita akan bertumbuh dan beralih dari seorang pribadi yang pernah dilanda perasaan mabuk cinta menjadi pribadi yang penuh kasih.

Semasa kita mabuk cinta, kita memandang objek kita itu dengan begitu sempurna. Kita dibutakan oleh banyak hal yang penuh dengan ketidaksempurnaan. Pengalaman dimabuk cinta jika tidak disikapi dengan baik akan berakhir dengan ketiadaan cinta karena pada dasarnya, pengalaman dimabuk cinta itu hanya sementara.

Namun, cinta sejati itu berbeda. Cinta sejati senantiasa mendahulukan dia yang dicintai dan berusaha membuat dia bertumbuh dan berkembang. Itulah hidup yang penuh cinta. Masing-masing pihak menjalaninya dengan kerelaan, tanpa ketertekanan, dan penuh kegembiraan. Jadikanlah relasi diantara kita menjadi relasi yang penuh cinta daripada sekedar dimabuk cinta. Selamat mengupayakannya dan nikmatilah kebahagiaannya.

Semoga rilisan ini bermanfaat dan menjadi bahan edukasi dalam kehidupan di kalangan remaja saat ini.

Demikian.... 
Menulis:
Aten Kepno 
Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Papua